Dinsos Banten Gelar FGD “Bye Bye Burnout” untuk Perkuat Mental Relawan LDP
Sumber Gambar : Dinsos Bantenproduktivitas, sementara distress yang berlebihan justru berisiko menurunkan kualitas pelayanan, memicu depresi, hingga meningkatkan angka turnover relawan.
Dari data yang dipaparkan, Banten sendiri tercatat sebagai provinsi dengan tingkat depresi dan ketidakbahagiaan tertinggi di Indonesia, mencapai 68,08 persen. Hal ini menunjukkan bahwa isu kesehatan mental bukan hanya persoalan individu, melainkan juga fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian serius.
Menurut Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinsos Banten, Zainal Abidin, S.Sos., MM, penguatan mental relawan sangat penting karena mereka rentan kelelahan fisik maupun psikis. “Mereka ini bukan pegawai bergaji, tetapi relawan dari berbagai latar belakang. Strategi kita adalah memberikan pelatihan dan menghadirkan praktisi agar mereka tidak mengalami burnout ketika menangani pengungsi,” ujarnya.
Ketua Tim LDP Banten Ahmad Subhan menambahkan bahwa relawan LDP berasal dari beragam profesi, mulai dari psikolog, akademisi, hingga relawan Tagana. “Kami membagi tugas dalam tim, ada standar layanan dan tahapan yang jelas, mulai dari asesmen awal hingga intervensi, agar pelayanan kepada anak, lansia, maupun penyandang disabilitas bisa tepat sasaran,” katanya.
Nyi Mas Diane menegaskan bahwa keberadaan LDP sangat membantu masyarakat menghadapi berbagai tantangan. “Tim ini bisa mengurangi beban psikologis masyarakat, sehingga mereka kembali sehat dan memiliki kesehatan mental yang baik,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Dinsos Banten berharap relawan LDP semakin siap menghadapi tantangan lapangan dengan mental yang tangguh. “Dengan kesejahteraan mental yang terjaga, relawan bisa memberikan layanan terbaik bagi pemulihan masyarakat terdampak bencana,” pungkas Dicky Hardiana.